BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Suatu
organisasi baik perusahaan maupun instalasi dalam melakukan aktivitasnya sudah
tentu memerlukan sumber daya manusia yang mendukung usaha pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan oleh organisasi. Bagaimanapun lengkap dan canggihnya
sumber-sumber daya non-manusia yang di miliki oleh suatu perusahaan, tidaklah
menjadi jaminan bagi perusahaan tersebut untuk mencapai suatu keberhasilan.
Jaminan untuk dapat berhasil, lebih banyak ditentukan oleh sumber daya manusia
yang mengelola, megendalikan, dan mendaya gunakan sumber-sumber daya
non-manusia yang dimiliki.
Masalah
karyawan merupakan masalah besar yang harus mendapat perhatian bagi perusahaan.
Dalam rangka penerapan teknologi canggih, beberapa persiapan dan langkah perlu
dilakukan untuk menghindari bencana, memperkecil kecelakaan dan penyakit kerja.
Setiap teknologi baru yang hendak diterapkan perlu diketahui dan diinformasikan
kemungkinan resiko yang akan ditimbulkan, sehingga karyawan dan pengguna
teknologi tersebut dapat mempersiapkan sarana penanggulangan bahaya dan cara
mencegahannya.
Masalah
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering
terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja.
Pemerintah menekankan pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di dunia
usaha karena kecelakaan kerja tidak hanya menyebabkan kematian namun pengaruhi
produktivitas. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin
Iskandar mengatakan, berdasarkan data pada 2011 terjadi 96.314 kasus kecelakaan
dengan korban meninggal dunia sebanyak 2.144 orang dan mengalami cacat sebanyak
42 orang.
“K3 adalah
hak dasar perlindungan tenaga kerja dan perwujudan masyarakat sejahtera, adil
dan makmur secara materil spiritual,” katanya pada Peluncuran Saya Pilih Selamat
di gedung Kemenakertrans, Selasa (16/10/2012). K3 juga diketahui telah menjadi
salah satu persyaratan dalam kegiatan perdagangan, khususnya perdagangan
global. International Labour Organization (ILO) juga telah menetapkan konvensi
ILO No 187 dan Rekomendasi ILO N0 197 tentang kerangka kerja promosi K3.
Pemerintah pun menyelaraskan dengan Keputusan 4 Menteri Tenaga Kerja No Kep
463/ Men/1993 tentang Pola Gerakan Nasional Membudayakan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang diikuti oleh Visi K3 Nasional Indonesia Berbudaya K3 Tahun
2015 yang senantiasa disosialisasikan ke seluruh masyarakat.
Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja
maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja
dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat hubungan kerja serta tindakan antisipatif bila terjadi hal
demikian.
Disamping
perlu dilakukan upaya untuk mencegah pegawai mengalami kecelakaan, perusahaan
perlu pula memelihara kesehatan pegawai. Kesehatan ini menyangkut kesehatan
fisik dan kesehatan mental. Kesehatan pegawai dapat terganggu karena penyakit,
stress (ketegangan) maupun karena kecelakaan. Kesehatan pegawai yang rendah
atau buruk akan mengakibatkan kecenderungan tingkat absensi yang tinggi dan
produktivitas rendah (Sedarmayanti 2009:120).
Hal lain
yang tak kalah pentingnya adalah jaminan sosial. Jaminan social yang diberikan
oleh perusahaan akan dapat memberikan ketenangan dan perasaan aman pada para
pekerjanya. Peran serta tenaga kerja dalam pembangunan nasional semakin
meningkat dengan disertai berbagai tantangan dan resiko yang dihadapinya, oleh
karena itu kepada tenaga kerja perlu diberikan perlindungan, pemeliharaan dan
peningkatan kesejahteraannya, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan
produktivitas nasional.
Program yang
diatur dalam Peraturan tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja atau Undang-Undang
No. 3 Tahun 1992, yang ruang lingkupnya mengatur tentang : Jaminan Kecelakaan
Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.
Produktivitas
yang lebih baik tidak selalu berarti produksi lebih banyak, mungkin lebih
sedikit orang atau lebih sedikit uang atau waktu yang digunakan untuk
memproduksi jumlah yang sama. Cara yang berguna untuk mengukur produktivitas
karyawan adalah total biaya orang per unit hasil produksi. Dalam pengertian
yang paling mendasar, produktivitas adalah ukuran atas kuantitas 5 pekerjaan
yang diselesaikan, dengan mempertimbangkan biaya sumber daya yang digunakan.
Berguna juga untuk melihat produktivitas sebagai perbandingan antara pemasukan
dan hasil menandakan nilai tambah yang diberikan organisasi atau ekonomi.
B.
Pokok
Permasalahan
1. Bagaimana
pengaruh antara keselamatan, kesehatan kerja (K3) dan Jaminan Sosial terhadap
produktivitas kartawan?
2. Bagaimana
pengaruh secara parsial antara keselamatan, kesehatan kerja (K3) dan Jaminan
Sosial terhadap produktivitas karyawan?
3. Bagaimana
kesehatan kerja berpengaruh secara dominan terhadap produktivitas karyawan?
C.
Tujuan
Penelitian
1. Untuk
mengetahui pengaruh secara simultan antara keselamatan, kesehatan kerja (K3)
dan Jaminan Sosial terhadap produktivitas karyawan,
2. Untuk
mengetahui pengaruh secara parsial antara keselamatan, kesehatan kerja (K3) dan
Jaminan Sosial terhadap produktivitas karyawan,
3. Untuk
mengetahui kesehatan kerja berpengaruh secara dominan terhadap produktivitas
karyawan.
D.
Hipotesis
Diduga
pengaruh program keselamatan, kesehatan kerja dan jamianan sosial secara
simultan berpengaruh terhadap produktivitas karyawan, diduga pengaruh program
keselamatan, kesehatan dan jamianan sosial secara parsial berpengaruh terhadap
produktivitas karyawan, diduga kesehatan kerja (X2) merupakan variabel yang
berpengaruh dominan terhadap produktivitas karyawan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Pemeliharaan Sumber Daya Manusia
Pemeliharaan
sumber daya manusia dimaksudkan sebagai suatu kegiatan manajemen untuk
mempertahankan stamina sumber daya manusi dalam melakukan pekerjaan dalam
organisasi perusahaan. Dengan demikian yang bersangkutan tidak mengalami
gangguan kerja selama melakukan tugas yang dibebankan keoadanya. Untuk
memelihara stamina, perlu dilakukan usaha perlindungan fisik, jiwa dan raga
karyawan dari berbagai ancaman yang merugikan. Upaya pemeliharaan perlu
dilakukan tanpa henti, selama yang bersangkutan masih mempunyai hubungan kerja
dengan organisasi perusahaan.
Faktor yang
mendorong perlunya organisasi perusahaan melakukan pemeliharaan sumber daya
manusia: (Sedarmayanti 2009:118)
1. Sumber
daya manusia merupakan modal utama perusahaan yang bila tidak dipelihara dapat
menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
2. Sumber
daya manusia adalah manusia biasa yang mempunyai lebihan, keterbatasan, emosi
dari perasaan yang mudah berubah dengan berubahnya lingkungan sekitar.
B.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1.
Pengertian Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
Menurut
Sedarmayati (2009:124), Keselamatan dan Kesehatan Kerja Adalah pengawasan
terhadap orang, mesin, material dan metode yang mencangkup lingkungan kerja
agar pekerja tidak mengalami cidera.
Menurut
Rivai (2011:792), keselamatan dan kesehatan kerja adalah menunjuk kepada
kondisi-kondisi fisiologis- fisikal dan psikologis tenaga kerja yang
diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.
2.
Pengertian Keselamatan Kerja
Keselamatan
kerja merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang. Tujuan
utama program keselamatan kerja yang efektif di perusahaan adalah mencegah
kecelakaan atau cedera yang terkait dengan pekerjaan. (Mathis dan Jackson
2002:245) Variabel yang perlu diperhatikan dalam keselamatan kerja yang efektif
adalah (Jackson, 2002:259)
a. Tanggung
jawab dan komitmen perusahaan
Inti manajemen keselamatan kerja ialah komitmen perusahaan
dan usaha-usaha keselamatan kerja yang komprehensif. Usaha ini sebaiknya
dikoordinasikan dari tingkat manajemen paling tinggi untuk melibatkan seluruh
anggota perusahaan.
b. Kebijakan
dan disiplin keselamatan kerja
Mendesain kebijakan dan peraturan keselamatan kerja serta
mendisiplinkan pelaku pelanggaran, merupakan komponen penting usaha-usaha
keselamatan kerja. Dukungan yang sering terhadap perlunya perilaku kerja yang
aman dan memberikan umpan balik terhadap praktik-praktik keselamatan kerja yang
positif, juga sangat penting dalam meningkatkan keselamatan kerja para pekerja.
Sedangkan menurut Hasibuan (2008:188) dan Mangkunegara
(2005:162) variabel yang perlu diperhatikan dalam keselamatan kerja adalah:
a. Pemakaian
Peralatan Kerja
1) Pengamanan
peralatan kerja yang sudah using dan rusak.
2) Penggunaan
mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik.
b. Pemakaian
Perlengkapan Keselamatan Kerja
1) Penggunaan
pakaian atau seragam kerja yang disesuaikan dengan jenis pekerjaan.
2) Penggunaan
alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan, tutp mulut dan hidung.
3.
Pengertian Kesehatan kerja
Kesehatan
adalah yang merujuk pada kondisi fisik, mental, dan stabilitas emosi secara
umum. Indvidu yang sehat adalah yang bebas dari penyakit, cdera serta masalah
mental dan emosi yang bias menggangu aktivitas manusia normal umumnya. Variabel
yang perlu diperhatikan dalam kesehatan kerja yang efektif adalah (Sedarmayati
2009:131) :
a. Keadaan
tempat lingkungan kerja yakni meliputi
1) Pemeliharaan
lingkungan kerja yang selalu bersih,
2) Kondisi
ruang kerja yang tidak terlalu padak dan sesak.
b. Upaya
pemeliharaan kondisi fisik
1) Tingkat
kenyamanan karyawan terhadap lingkungan fisik seperti penerangan, tingkat
kebisingan, tingkat sirkulasi udara.
2) Pemberian
fasilitas konsultasi kesehatan dan poliklinik yang memadai bagi para karyawan
yang mengalami gangguan kesehatan sewaktu waktu.
c. Upaya
pemeliharaan kondisi mental
1) Kondisi
stres kerja dan kehidupan kerja yang berkualitas rendah,
2) Hubungan
antara sesama karyawan
C.
Jaminan Sosial
1.
Pengertian Jaminan Sosial
Undang-undang
No. 3 tahun 1992 pasal 1 ayat 1 lebih menegaskan lagi yang dimaksud dengan
Jamsostek adalah sebagai berikut :“ Suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam
bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti penghasilan yang hilang atau
berkurang dalam pelayanan sebagaimana akibat peristiwa atau keadaan yang
dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit hamil, bersalin, hari
tua dan meninggal dunia”
Dari
pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jaminan sosial mempunyai
beberapa aspek yaitu:
a. Memberikan
perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi tenaga kerja
serta keluarganya.
b. Dengan
adanya upaya perlindungan dasar akan memberikan kepastian berlangsungnya arus
penerimaan penghasilan, sebagai pengganti atau seluruh penghasilan yang hilang.
c. Menciptakan
ketenangan kerja karena adanya upaya perlindungan terhadap resiko ekonomi
maupun sosial.
d. Karena
adanya upaya perlindungan dan terciptanya ketenangan kerja akan berdampak
meningkatkan produktifitas kerja.
e. Dengan
terciptanya ketenangan kerja pada akhirnya mendukung kemandirian dan harga
manusia dalam menerima dan menghadapi resiko sosial ekonomi.
2.
Ruang Lingkup Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Menurut
Undang-undang Nomor 3 tahun 1992 pasal 6 ayat 1 bahwa ruang lingkup jaminan
sosial meliputi: Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK), Jaminan
Hari Tua (JHT), dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK).
a. Jaminan
Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja merupakan
risiko yang dihadapi oleh tenaga kerja yang melakukan pekerjaan. Untuk
menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilannya yang diakibatkan
oleh kematian atau cacad karena kecelakaan kerja baik fisik maupun mental, maka
perlu adanya Jaminan Kecelakaan Kerja. Mengingat gangguan mental akibat
kecelakaan kerja sifatnya sangat relative sehingga sulit ditetapkan derajat
cacadnya, maka jaminan atau santunan hanya diberikan dalam hal terjadi cacad
mental yang mengakibatkan tenaga kerja yang bersangkutan tidak bisa bekerja lagi.
b. Jaminan
Kematian
Tenaga
Kerja yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja akan mengakibatkan
terputusnya penghasilan, dan sangat berpengaruh pada kehidupan sosial ekonomi
bagi keluarga yang ditinggalkan. Oleh karena itu, diperlukan Jaminan Kematian
dalam upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun
santunan berupa uang.
c. Jaminan
Hari Tua
Hari
Tua dapat mengakibatkan terputusnya upah karena tidak lagi mampu bekerja.
Akibat terputusnya upah tersebut dapat menimbulkan kerisauan bagi tenaga kerja
dan mempengaruhi ketenangan kerja sewaktu mereka masih bekerja, terutama bagi
mereka yang penghasilannya rendah. Jaminan Hari Tua memberikan kepastian
penerimaan penghasilan yang dibayarkan sekaligus dan atau berkala pada saat
tenaga kerja mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun atau memenuhi persyaratan
tertentu.
d. Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan.
Pemeliharaan
kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga
dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya dan merupakan upaya kesehatan di bidang
penyembuhan (kuratif). Oleh karena,upaya peyembuhan memerlukan dana yang tidak
sedikit dan memberatkan jika dibebankan kepada perorangan, maka sudah
selayaknya diupayakan penanggulangan kemampuan masyarakat melalui program
jaminan sosial tenaga kerja. Di samping itu pengusaha tetap berkewajiban
mengadakan pemeliharaan kesehatan tenaga kerja yang optimal sebagai potensi
yang produktif bagi pembangunan. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan selain untuk
tenaga kerja yang bersangkutan juga untuk keluarganya.
D.
Produktivitas
1.
Pengertian Produktivitas
Produktivitas
kerja merupakan suatu konsep yang menunjukkan adanya kaitan output dengan input
yang dibutuhkan seorang tenaga kerja untuk menghasilkan produk. Pengukuran produktivitas
dilakukan dengan melihat jumlah output yang dihasilkan oleh setiap karyawan
selama sebulan. Seorang karyawan dapat dikatakan produktif apabila ia mampu
menghasilkan jumlah produk yang lebih banyak dibandingkan dengan karyawan lain
dalam waktu yang sama.
Menurut
Simamora (2006:612), faktor-faktor yang digunakan dalam pengukuran
produktivitas kerja meliputi; kualitas kerja, kuantitas kerja, dan ketepatan
waktu.
a. Kualitas
kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan mutu dari suatu
produk yang dihasilkan oleh karyawan dalam hal ini merupakan suatu kemampuan
karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya secara teknis dengan perbandingan
standar yang ditetapkan oleh perusahaan
b. Kuantitas
kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam jumlah
tertentu dengan perbandingan standar yang ada atau ditetapkan oleh perusahaan.
c. Ketepatan
waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang
dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta
memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur
dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang diselesaikan diawal waktu
sampai menjadi output.
BAB III
METODE
PENELITIAN
A.
Jenis penelitian
Sesuai
dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu
menjelaskan hubungan dan pengaruh beberapa variable yang sudah di modelkan,
maka jenis penelitian ini adalah penelitian penjelasan (Eksplanatory)
yaitu menyoroti hubungan variable-variabel penelitian dan menguji hipotesis
yang telah dirumuskan.
Penelitian
eksplanatory digunakan untuk menguji hipotesis tentang ada tidaknya
pengaruh program keselamatan, kesehatan kerja (K3) dan keamanan fisik terhadap
produktivitas karyawan pada PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) Unit Pembangkit
Brantas Karangkates – Kabupaten Malang.
B.
Lokasi Penelitian
Penelitian
ini akan dilaksanakan pada PT. Pembangkit Jawa Bali (PJB) Unit Pembangkit
Brantas Karangkates - Kabupaten Malang yang beralamatkan di Jl. Basuki Rahmat
no.271 Karangkates, Sumberpucung Kabupaten Malang.
C. Ruang
Lingkup Penelitian
Ruang
lingkup dari penelitian ini adalah bidang manajemen sumberdaya manusia yaitu
mengenai pengaruh program keselamatan, kesehatan kerja (K3) dan jamianan sosial
terhadap produktivitas karyawan pada PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) Unit
Pembangkit Brantas Karangkates - Kabupaten Malang. Dari pernyataaan tersebut
dapat disimpulkan bahwa penelitian ini terdiri dari variabel independent yakni
keselamatan (X1), kesehatan (X2), dan jamianan sosial (X3) serta variabel
dependent yakni produktivitas (Y).
D.
Sumber Data
Data
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua jenis yaitu data primer dan
data sekunder 12
E.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data adalah hal penting dalam penelitian karena data yang diperoleh
sangat menunjang keberhasilan peneliti yang dilakukan dalam penelitian ini
teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: Wawancara ,Kuesioner ,
Dokumentasi.
F.
Populasi dan sampel
Populasi
adalah jumlah dari keseluruhan obyek (satuan-satuan/individu individu) yang
karakateristiknya hendak di duga sebagai populasi (sugiyono 2011). Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan tetap PT. PJB UP Brantas
Karangkates Kabupaten Malang pada unit PLTA Sutami dan PLTA Wlingi yang
berjumlah 45 orang ,
G. Skala
Pengukuran
Di
dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala pengukuran interval sedangkan
tipe skala yang digunakan diadaptasi dari model Likert antara 1 sampai dengan
5, dari segi pandangan statistic. Skala dengan lima tingkatan (dari 1 sampai 5)
lebih tinggi keandalannya dari skala dua tingkatan yaitu ya atau tidak.
Kategori
dari penilaian skala Likert ;
1.
Sangat Setuju : 5
2.
Setuju : 4
3.
Kurang Setuju : 3
4.
Tidak Setuju : 2
5.
Sangat Tidak Setuju : 1
BAB IV
HASIL
PENELITIAN DAN BAHASAN
A.
Gambaran Umum Obyek Penelitian
1.
Profil PT. PJB
PT
Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) sejak berdiri tahun 1995 senantiasa mengabdikan
diri untuk bangsa dan negara Indonesia, serta mendorong perkembangan
perekonomian nasional dengan menyediakan energi listrik yang bermutu tinggi,
andal dan ramah lingkungan. Dengan visi menjadi perusahaan pembangkit tenaga
listrik Indonesia yang terkemuka dengan standar kelas dunia, PJB tiada henti
berbenah dan melakukan inovasi dengan tetap berpegang pada kaidah tata
pengelolaan perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG). Berkat
dukungan shareholders dan stakeholders, PJB tumbuh dan berkembang
dengan berbagai bidang usaha, tanpa meninggalkan tanggung jawab sosial
perusahaan demi terwujudnya kemandirian masyarakat dan kelestarian lingkungan
hidup.
Awalnya PJB hanya menjalankan bisnis membangkitkan energi
listrik dari enam Unit Pembangkitan (UP) yang dimiliki, yaitu : UP Gresik
(2.219 MW), UP Paiton (800 MW), UP Muara Karang (908 MW), UP Muara Tawar (920
MW), UP Cirata (1.008 MW) dan UP Brantas (281 MW). Kini, PJB berkembang dan
menjalankan berbagai usaha yang terkait dengan bidang pembangkitan yang antara
lain: jasa Operation and Maintenance (O&M) Pembangkit, Engineering,
Procurement and Construction (EPC), konsultan bidang pembangkitan,
pendidikan dan pelatihan tata kelola pembangkitan, pendidikan dan pelatihan
energi terbarukan, serta usaha lain yang dalam rangka memanfaatkan secara
maksimal potensi yang dimiliki perusahaan. PJB mendirikan anak perusahaan di
bidang Operation and Maintenance, perusahaan di bidang EPC pembangkit, serta
melakukan joint venture commpany untuk mengembangkan pembangkit baru
ataupun menjalankan bisnis O&M pembangkit
2.
Gambaran Umum Responden
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 45 responden, melalui penyebaran
kuesioner, maka dapat diperoleh gambaran umum tentang karakteristik responden
yang telah diteliti sebagai berikut :
a. Karakteristik
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambaran
tentang karakteristik berdasarkan jenis kelamin responden yang diteliti nampak
dapat diketahui bahwa sebanyak 45 (100%) responden adalah laki-laki dan tidak
ada responden berjenis kelamin wanita. Seluruh responden yang diteliti berjenis
kelamin laki-laki karena karyawan PT Pembangkitan Jawa-Bali masih didominasi
oleh tenaga lapangan seperti bagian operasional, maintenance dan jenis
pekerjaan ini lebih sesuai untuk karyawan laki-laki.
b. Karakteristik
Responden Berdasarkan Usia
Gambaran
tentang karakteristik berdasarkan usia responden yang diteliti dapat diketahui
bahwa 2 orang (4,44%) responden berusia kurang dari 25 tahun, sebanyak 19 orang
(42,22%) berusia antara 25-35 tahun, dan sebanyak 24 orang (53,33%) responden
berusia lebih dari 45 tahun. Jadi sebagian besar responden yang diteliti
berusia berusia lebih dari 45 tahun artinya sebagian besar karyawan PT
Pembangkitan Jawa-Bali Malang didominasi oleh karyawan yang umurnya relative
dewasa.
c. Karakteristik
Responden Berdasarkan Pendidikan
Gambaran
tentang karakteristik berdasarkan pendidikan responden yang diteliti responden memiliki
tingkat pendidikan SLTA sebanyak 27 orang (60%), perguruan tinggi sebanyak 11
(24,44%), Diploma sebanyak 5 orang (11,11%), SMP sebanyak 2 orang (4,44%), dan
yang mempunyai tingkat pendidikan SD tidak ada. Jadi sebagian besar responden
yang diteliti memiliki tingkat pendidikan SMU yang berarti bahwa sebagian besar
karyawan PT Pembangkitan Jawa-Bali Malang memiliki tingkat pengetahuan dan
intelektual yang sudah memadai.
d. Karakteristik
Responden Berdasarkan Lama Kerja
Gambaran
tentang karakteristik berdasarkan lama kerja responden yang diteliti dapat
diketahui bahwa sebanyak 25 orang (55,56%) responden memiliki lama kerja di
atas 10 tahun, sebanyak 14 orang (31,11%) memiliki lama kerja antara 5 sampai
dengan 10 tahun, sebanyak 6 orang (13,33%) memiliki lama kerja kurang dari 5
tahun. Jadi sebagian besar responden yang bekerja di PT Pembangkitan Jawa-Bali
Malang sudah merasa cocok dan sesuai dengan lingkungan kerja di perusahaan
tersebut sehingga responden enggan untuk pindah bekerja di tempat yang lain
B.
Deskripsi Jawaban Responden
1.
Deskripsi Jawaban Item Variabel
Keselamatan Kerja
Variabel
Keselamatan Kerja ada tiga item yang ditanyakan kepada responden. Adapun
distribusi frekuensi jawaban tersaji dapat dijelaskan bahwa rata-rata jumlah
skor tertinggi adalah pernyataan penanggulangan saat terjadi kecelakaan kerja
(X1.1). Dari jawaban responden tersebut di dapat rata-rata jumlah skor untuk
item X1.1 sebesar 4,38. Rata-rata jawaban dari responden mengarah kepernyataan
setuju artinya perusahaan sudah memberikan penanggulangan yang cepat saat
terjadi kecelakaan kerja.
Pernyataan kedua (X1.2) mengenai usaha peningkatan
keselamatan kerja secara berkelanjutan. Dari jawaban responden tersebut di
dapat rata-rata jumlah skor untuk item X1.2 sebesar 4,33. Rata-rata jawaban
dari responden mengarah kepernyataan setuju bahwa perusahaan selalu melakukan
usaha peningkatan keselamatan kerja secara berkelanjutan.
Pernyataan ketiga (X1.3) mengenai program keselamatan kerja.
Dari jawaban responden tersebut di dapat rata-rata jumlah skor untuk item X1.3
sebesar 4,27. Rata-rata jawaban dari responden mengarah kepernyataan setuju
artinya perusahaan telah merumuskan peraturan mengenai program keselamatan
kerja dengan baik.
Pernyataan kedua (X1.4) mengenai peraturan keselamatan kerja.
Dari jawaban responden tersebut di dapat rata-rata jumlah skor untuk item X1.4
sebesar 4,29. Rata-rata jawaban dari responden mengarah kepernyataan setuju
bahwa perusahaan telah melaksanakan peraturan keselamatan kerja dengan baik.
Pernyataan kedua (X1.5) mengenai penyediaan pakaian kerja.
Dari jawaban responden tersebut di dapat rata-rata jumlah skor untuk item X1.5
sebesar 4,24. Rata-rata jawaban dari responden mengarah kepernyataan setuju
bahwa perusahaan telah menyediakan pakaian kerja yang sesuai dengan jenis
pekerjaan masing-masing bagian.
Pernyataan ketiga (X1.6) mengenai penyediaan alat pelindung
diri. Dari jawaban responden tersebut di dapat rata-rata jumlah skor untuk item
X1.6 sebesar 4,18. Rata-rata jawaban dari responden mengarah kepernyataan
setuju artinya perusahaan telah menyediakan alat pelindung diri yang lengkap
dan dalam kondisi baik.
Dari keseluruhan item-item pernyataan dalam Keselamatan Kerja
PT Pembangkitan Jawa-Bali Malang (X1.1-X1.6) yang terdapat di tabel di atas,
rata-rata responden mengarah kepada pernyataan setuju, dengan rata-rata jumlah
skor keseluruhan 4,28. Hal ini dapat diartikan item-item dalam variabel
Keselamatan Kerja (X1.1-X1.6) dapat mempengaruhi Produktivitas Kerja Karyawan
PT Pembangkitan Jawa-Bali Malang.
2.
Deskripsi Jawaban Item Variabel Kesehatan
Kerja (X2)
Distribusi frekuensi dari jawaban responden mengenai
pernyataan variabel Kesehatan Kerja, dapat dijelaskan bahwa rata-rata jumlah
skor tertinggi adalah pernyataan (X2.1) yakni mengenai kondisi lingkungan
kerja. Dari jawaban responden tersebut di dapat rata-rata jumlah skor untuk
item X2.1 sebesar 4,47. Hasil rata-rata jawaban dari responden mengarah
kepernyataan setuju artinya perusahaan sudah menjaga kondisi lingkungan kerja
agar selalu bersih.
Pernyataan kedua (X2.2) mengenai penyediaan tempat kerja yang
nyaman. Dari jawaban responden tersebut di dapat rata-rata jumlah skor untuk
item X2.2 sebesar 4,33. Rata-rata jawaban dari responden mengarah kepernyataan
setuju artinya perusahaan telah menyediakan tempat kerja yang nyaman dan tidak
penuh sesak.
Pernyataan ketiga (X2.3) mengenai penerangan, kebisingan, dan
sirkulasi udara tempat kerja. Dari jawaban responden tersebut di dapat
rata-rata jumlah skor untuk item X2.3 sebesar 4,29. Rata-rata jawaban dari
responden mengarah kepernyataan sering artinya penerangan, kebisingan, dan
sirkulasi udara tempat kerja terpenuhi kenyamanannya.
Pernyataan keempat (X2.4) mengenai kualitas jaminan
kesehatan. Dari jawaban responden tersebut di dapat rata-rata jumlah skor untuk
item X2.4 sebesar 4,07. Rata-rata jawaban dari responden mengarah kepernyataan
setuju artinya kualitas jaminan kesehatan (poliklinik) yang disediakan oleh
perusahaan tergolong baik.
Pernyataan kelima (X2.5) mengenai hubungan antar karyawan.
Dari jawaban responden tersebut di dapat rata-rata jumlah skor untuk item X2.5
sebesar 4,49. Rata-rata jawaban dari responden mengarah kepernyataan setuju
artinya hubungan kerja karyawan dengan sesama karyawan terjalin dengan baik.
Pernyataan kelima (X2.6) mengenai kemampuan karyawan
mengatasi tekanan. Dari jawaban responden tersebut di dapat rata-rata jumlah
skor untuk item X2.5 sebesar 4,29. Rata-rata jawaban dari responden mengarah
kepernyataan setuju artinya karyawan dapat mengatasi segala tekanan dalam
pekerjaan Dari keseluruhan item-item pernyataan dalam Kesehatan Kerja PT
Pembangkitan Jawa-Bali Malang (X2.1-X2.6) yang terdapat di tabel di atas,
rata-rata responden mengarah kepada pernyataan setuju, dengan rata-rata jumlah
skor keseluruhan 4,32. Hal ini bisa diartikan item-item dalam variabel
Kesehatan Kerja (X2.1-X2.6) dapat mempengaruhi Produktivitas Kerja Karyawan PT
Pembangkitan Jawa-Bali Malang.
3.
Deskripsi Jawaban Item Variabel Jamianan
Sosial (X3)
Distribusi frekuensi dari jawaban responden mengenai
pernyataan variabel Jamianan Sosial (X3 dapat dijelaskan bahwa rata-rata jumlah
skor tertinggi adalah pernyataan (X3.1) yakni mengenai pemeriksaan kesehatan
secara berkala. Dari jawaban responden tersebut di dapat rata-rata jumlah skor
untuk item X3.1 sebesar 4,27. Rata-rata jawaban dari responden mengarah
kepernyataan setuju artinya perusahaan selalu memberikan pemeriksaan kesehatan
secara berkala.
Pernyataan kedua (X3.2) mengenai penggantian biaya pengobatan
karyawan. Dari jawaban responden tersebut di dapat rata-rata jumlah skor untuk
item X4.2 sebesar 4,40. Rata-rata jawaban dari responden mengarah kepernyataan
setuju artinya bila karyawan sakit perusahaan bersedia mengganti biaya
pengobatan karyawan.
Pernyataan ketiga (X3.3) mengenai pemberian santunan
kecelakaan. Dari jawaban responden tersebut di dapat rata-rata jumlah skor
untuk item X4.3 sebesar 4,44. Hal ini berarti rata-rata jawaban dari responden
mengarah kepernyataan sering artinya perusahaan memberikan santunan bila
terjadi kecelakaan kerja pada karyawan.
Pernyataan keempat (X3.4) mengenai pemberian jaminan
asuransi. Dari jawaban responden tersebut di dapat rata-rata jumlah skor untuk
item X4.4 sebesar 4,33. Hal ini berarti rata-rata jawaban dari responden
mengarah kepernyataan setuju artinya perusahaan juga memberikan jaminan
asuransi kepada keluarga bila karyawan meninggal dunia karena kecelakaan kerja.
Pernyataan kelima (X3.5) mengenai pemberian pesangon. Dari
jawaban responden tersebut di dapat rata-rata jumlah skor untuk item X3.5
sebesar 4,33. Hal ini berarti rata-rata jawaban dari responden mengarah
kepernyataan setuju artinya perusahaan memberikan uang pesangon saat karyawan
sudah tidak produktif lagi.
Dari keseluruhan item-item pernyataan dalam Jamianan Sosial
(X3.1-X3.5) yang terdapat di tabel di atas, rata-rata responden mengarah kepada
pernyataan jarang ke setuju, dengan rata-rata jumlah skor keseluruhan 4,35. Hal
ini bisa diartikan item-item dalam variabel Jamianan Sosial (X3.1-X3.5) dapat
mempengaruhi Produktivitas Kerja Karyawan PT Pembangkitan Jawa-Bali Malang.
4.
Deskripsi Jawaban Item Variabel
Produktivitas Kerja karyawan (Y)
Distribusi frekuensi dari jawaban responden mengenai
pernyataan variabel Produktivitas Kerja karyawan dapat dijelaskan bahwa
rata-rata jumlah skor tertinggi adalah pernyataan (Y.1) yakni mengenai
penyelesaian pekerjaan dengan cermat dan teliti. Dari jawaban responden
tersebut di dapat rata-rata jumlah skor untuk item Y.1 sebesar 4,40. Rata-rata
jawaban dari responden mengarah kepernyataan setuju artinya penyelesaian
pekerjaan penuh dengan kecermatan dan ketelitian.
Rata-rata jumlah skor pernyataan (Y.2) yakni mengenai
penyelesaian pekerjaan dengan tuntas. Dari jawaban responden tersebut di dapat
rata-rata jumlah skor untuk item Y.2 sebesar 4,33. Rata-rata jawaban dari
responden mengarah kepernyataan setuju artinya karyawan selalu menyelesaikan
pekerjaan dengan tuntas.
Rata-rata jumlah skor pernyataan (Y.3) yakni mengenai
penyelesaian pekerjaan sesuai dengan standar perusahaan. Dari jawaban responden
tersebut di dapat rata-rata jumlah skor untuk item Y.3 sebesar 4,13. Rata-rata
jawaban dari responden mengarah kepernyataan setuju artinya jumlah penyelesaian
pekerjaan yang dilakukan karyawan sudah sesuai dengan standar perusahaan.
Rata-rata jumlah skor pernyataan (Y.4) yakni pencapaian hasil
kerja. Dari jawaban responden tersebut di dapat rata-rata jumlah skor untuk
item Y.4 sebesar 3,31. Rata-rata jawaban dari responden setuju terhadap
pernyataan hasil kerja yang dicapai karyawan selalu meningkat.
Rata-rata jumlah skor pernyataan (Y.5) yakni mengenai
penyelesaian pekerjaan dengan target waktu perusahaan. Dari jawaban responden
tersebut di dapat rata-rata jumlah skor untuk item Y.5 sebesar 3,87. Rata-rata
jawaban dari responden mengarah kepernyataan setuju artinya karyawan dalam
penyelesaian pekerjaan sudah sesuai dengan target waktu perusahaan.
Rata-rata jumlah skor pernyataan (Y.6) yakni mengenai
ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan. Dari jawaban responden tersebut
di dapat rata-rata jumlah skor untuk item Y.6 sebesar 3,33. Rata-rata jawaban
dari responden setuju mengenai karyawan dalam penyelesaian pekerjaan tidak
pernah menunda-nunda dalam menyelesaikan pekerjaan.
Dari keseluruhan item-item pernyataan dalam Produktivitas
Kerja Karyawan PT Pembangkitan Jawa-Bali Malang (Y.1-Y.6) yang terdapat di
tabel di atas, rata-rata responden mengarah kepada pernyataan setuju, dengan
rata-rata jumlah skor keseluruhan 3,90 artinya bahwa Produktivitas Kerja Karyawan
pada PT Pembangkitan Jawa-Bali Malang cukup tinggi.
C.
Hasil Uji Instrumen Penelitian
1.
Hasil Uji Validitas
Dengan
menggunakan rumus tehnik korelasi Product moment, dengan taraf signifikasi
sebesar 5%. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Hasil Uji Validitas Item-Item
Variabel
|
Item
|
Pearson Correlation
(r)
|
Sig.
|
Keterangan
|
Keselamatan Kerja (X1)
|
X1.1
X1.2
X1.3
X1.4
X1.5
X1.6
|
0,814
0,769
0,881
0,839
0,691
0,763
|
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
|
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
|
Kesehatan Kerja (X2)
|
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
X2.5
X2.6
|
0,743
0,794
0,849
0,768
0,751
0,646
|
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
|
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
|
Jamianan Sosial (X3)
|
X3.1
X3.2
X3.3
X3.4
X3.5
|
0,822
0,809
0,898
0,898
0,850
|
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
|
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
|
Produktivitas Kerja (Y)
|
Y.1
Y.2
|
0,720
0,724
|
0,000
0,000
|
Valid
Valid
|
Sumber : Data primer diolah, 2012
Berdasarkan Tabel 4.9 validitas
menunjukkan keseluruhan item memiliki tingkat signifikan lebih kecil dari 5%.
Dengan demikian item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
valid.
2. Hasil Uji Reliabilitas
Apabila
alpha cornbach lebih besar 0,600, maka dikatakan pertanyaan-pertanyaan reliabel
Tabel 2. Uji Reliabilitas Item-Item
Variabel
Penelitian
|
Alfa
Cornbach
|
Keterangan
|
Keselamatan Kerja (X1)
|
0,876
|
Reliabel
|
Kesehatan Kerja (X2)
|
0,856
|
Reliabel
|
Jamianan Sosial (X3)
|
0,903
|
Reliabel
|
Produktivitas Kerja (Y)
|
0,663
|
Reliabel
|
3.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Sebelum uji statistik dilaksanakan,
terlebih dahulu dilakukan deteksi awal atas penyimpangan asumsi ekonometri pada
hasil analisis terhadap keempat asumsi ekonometri yaitu :
Gejala Normalitas
Gambar 1. Normal
P-P Plot of Regression Standardized Residual
Berdasarkan
gambar 4.4 di atas terlihat dari titik-titik (poin-poin) menyebar di sekitar
garis diagonal, serta menyebarnya mengikuti arah garis diagonal. Dengan
demikian dikatakan bahwa model regresi linier memenuhi asumsi normalitas.
Multikolinieritas
Untuk dapat mengetahui apakah
estimasi persamaan regresi terdapat gejala multikolinieritas adalah dengan
koefisien antar Variabel indepeden menurut Santoso (2000:207), apabila nilai tolerance
dan Variance Inflantion Factor-nya (VIF) berada dibawah angka
10 (lima), maka suatu model regresi bebas dari problem multikolineritas.
Berikut ini ditampilkan nilai tolerance dan VIF
Tabel 4.11 Nilai Tolerance dan VIF
Variabel
|
Tolerance
|
VIF
|
Keterangan
|
Keselamatan Kerja (X1)
Kesehatan Kerja (X2)
Jamianan Sosial (X3)
|
0,527
0,520
0,590
|
1,899
1,925
1,695
|
Tidak ada indikasi kolinearitas antar variabel
independent
|
Sumber : data primer diolah, 2012
Berdasarkan
pada Tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa nilai tolerance yang memenuhi syarat
ambang tolerance yaitu mendekati angka 1 dan VIF Variabel bebas berada dibawah
angka 10 (Ghozali 2006:92). Sehingga pada analisis ini tidak terjadi gejala
multikolineritas. Dengan kata lain, Variabel bebas menjelaskan pengaruh yang
berbeda terhadap variabilitas Variabel terikat.
Gejala
Heterokedastisitas
Menurut
Ghozali (2006:109) dasar pengambilan keputusan apakah terjadi
Heterokedastisitas adalah dengan menggunakan uji Glejser yaitu dengan cara
meregres nilai absolute residual terhadap variable independent ( Gujarati
(2003) dengan persamaan : Ut = α + βXt + vt. Jika variable independent
signifikan secara statistic mempengaruhi variable dependen, maka ada indikasi terjadi
heterokedastisitas. Hasil uji Glejser sebagai berikut:
Tabel 4.12
Pedeteksian Heterokedastisitas
Variabel
|
Koefisien regresi (B)
|
t hitung
|
Signifikan (p)
T
|
Keselamatan Kerja (X1)
Kesehatan Kerja (X2)
Jamianan Sosial (X3)
|
-0,049
0,017
0,014
|
-0,848
0,278
0.248
|
0,401
0,783
0,806
|
Sumber : Data diolah
Hasil tampilan output SPSS dengan
jelas menunjukkan bahwa tidak ada satupun variable independent yang signifikan
secara statistic mempengaruhi variable dependen nilai absolute Ut (Absu). Hal
ini terlihat dari probabilitas signifikasinya di atas tingkat kepercayaan 5%.
Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya
heterokedastisitas.
Hasil Analisis Linear Berganda
X1 : Keselamatan Kerja (X1)
X2 : Kesehatan Kerja (X2)
X3 : Jamianan Sosial (X3)
Y : Produktivitas Kerja Karyawan (Y)
Dapat disajikan bentuk persamaan
regresi sesuai dengan rumus regresi berganda sebagai berikut ini: Y = 0,294X1 + 0,308X2
+ 0,275X3
Berdasarkan persamaan di atas dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1)
Koefisien
regresi x1=0,294
Merupakan slope atau arah variabel
Keselamatan Kerja (X1) yang mempengaruhi Produktivitas
Kerja karyawan (Y). Nilai parameter atau koefisien regresi β1 dengan tanda positif ini menunjukkan bahwa variabel
Keselamatan Kerja dan Produktivitas Kerja karyawan mempunyai sifat pengaruh yang
searah. Penerapan program Keselamatan Kerja di lingkungan kerja PT Pembangkitan
Jawa-Bali Malang akan mempengaruhi peningkatan Produktivitas Kerja karyawan,
dengan asumsi variabel yang lain tetap (X2, X3 = 0) atau Ceteris paribus.
2)
Koefisien
regresi x2=0,308
Merupakan slope atau arah variabel
Kesehatan Kerja (X2) yang mempengaruhi Produktivitas
Kerja karyawan (Y). Nilai parameter atau koefisien regresi β2 dengan tanda positif ini menunjukkan bahwa variabel Kesehatan
Kerja dan Produktivitas Kerja karyawan mempunyai sifat pengaruh yang searah.
Penerapan program Kesehatan Kerja di lingkungan kerja di PT Pembangkitan
Jawa-Bali Malang akan mempengaruhi peningkatan Produktivitas Kerja karyawan,
dengan asumsi variabel yang lain tetap (X1, X3 = 0) atau Ceteris paribus.
3)
Koefisien
regresi x3=0,275
Merupakan slope atau arah variabel
Jamianan Sosial (X3) yang mempengaruhi Produktivitas
Kerja karyawan (Y). Nilai parameter atau koefisien regresi β3 dengan tanda positif ini menunjukkan bahwa variabel Jamianan
Sosial dan Produktivitas Kerja karyawan mempunyai sifat pengaruh yang searah.
Penerapan program Jamianan Sosial di lingkungan kerja PT Pembangkitan Jawa-Bali
Malang akan mempengaruhi peningkatan Produktivitas Kerja karyawan, dengan
asumsi variabel yang lain tetap (X1, X2 = 0) atau Ceteris paribus.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab
sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Pada
hasil uji F menunjukkan bahwa F hitung 17,723 < F tabel 2,23 atau F hitung
mempunyai tingkat signifikan (p)=0,000 l< dari =0,005, maka keputusan
terhadap hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima
artinya Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja dan Jamianan Sosial secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT Pembangkitan
Jawa-Bali Malang.
2.
Pada
hasil uji t menunjukan bahwa (X1) thitung 3,818
> ttabel 1,663, sedangkan nilai signifikansi sebesar
0,000 < 0,05. Jadi variabel Keselamatan Kerja (X1) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
Produktivitas Kerja karyawan (Y), maka hipotesis II dapat diterima. (X2) thitung 2,152 > ttabel 1,663, sedangkan nilai signifikansi (p) sebesar 0,037< 0,05. Jadi
variabel Kesehatan Kerja (X2) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap Produktivitas Kerja karyawan (Y), maka
hipotesis II dapat diterima. (X3) thitung 2,051
> ttabel 1,663, sedangkan nilai signifikansi (p) sebesar 0,047<0,05. Jadi Jamianan
Sosial (X3) secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap Produktivitas Kerja karyawan (Y), maka hipotesis II dapat
diterima.
3.
Pada
Uji pengaruh dominan hasil penelitian membuktikan bahwa Perhitungan Standardized
Coefficients (β) menunjukkan bahwa variabel Kesehatan Kerja (X2) mempunyai nilai Standardized Coefficients (β)
sebesar 0,308 > jika dibandingkan dengan variabel Keselamatan Kerja
(X2) dengan nilai koefisien beta (βx2) sebesar 0,294, Jamianan Sosial (X3) dengan nilai koefisien beta (βx3) sebesar 0,275, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
variabel Kesehatan Kerja berpengaruh dominan terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan
4.
Koefisien
Adjusted R² = 0,533 dapat dijelaskan bahwa 53,3% Produktivitas Kerja Karyawan
PT Pembangkitan Jawa-Bali Malang mampu dijelaskan oleh variabel Keselamatan
Kerja, Kesehatan Kerja dan Jamianan Sosial dan sisanya yang 46,7% mampu
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk model dalam penelitian ini.
5.
Hal
ini dapat diinterpretasikan bahwa tingkat Keselamatan, Kesehatan dan Jamianan
Sosial (K3) berpengaruh signifikan terhadap Produktivitas karyawan. Artinya
semakin baik tingkat Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3) dan Jamianan Sosial yang
diterapkan maka semakin baik pula Produktivitas karyawan, begitu sebaliknya.
B. Saran
1.
Perusahaan
sebaiknya lebih meningkatkan manajemen program keselamatan, kesehatan kerja
serta jaminan sosial agar dapat lebih meningkatkan produktivitas kerja karyawan
melalui pengadaan program-program pelatihan maupun seminar-seminar K3 untuk karyawan.
2.
Karyawan
diharapkan lebih mengerti dan memahami serta menjalankan dengan sebaik-baiknya
program K3 yang telah diterapkan perusahaan untuk kinerja yang optimal dan
sesuai target juga untuk keselamatan dirinya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Batubara,
As’ari. 2007. Pengaruh Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap
Kinerja Karyawan pada PT. Pertamina Unit Pemasaran-1 Medan.
Bennet
Silalahi. 1995. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Bina
Rupa Aksara.
Dessler,
Gary. 2007. Manajemen Personalia. Jakarta: Erlangga.
Lalu
Husni. 2005. Hukum Ketenagakerjaan, Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo.
Lexy
J. Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Luce
Neni. 2005. Pengaruh Gaji, Pendidikan dan Jaminan Sosial terhadap
Produktivitas Kerja (Studi pada Karyawan Bank BPD Jawa Tengah Cabang Semarang).
Skripsi Ilmu Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi STIKUBANK.
Malthis,
Robert L. dan John H. Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Salemba Empat.
Prabu
Mangkunegara. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Putut
Hargiyarto. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Pencegahan
Kecelakaan Kerja. http://www.eprints.uny.ac.id/1237/. Diakses 6 Oktober
2010.
Rijuna
Dewi. 2006. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja
Karyawanpada PT. Ecogreen Oleochemicals Medan Plant. Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.
Rizky
Argama. 2006. Kesehatan dan Keselamatan Kerja sebagai Komponen Jamsostek.
Schuler,
Randall S. dan Susan E. Jackson. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia:
Menghadapi Abad Ke-21. Jakarta: Erlangga.
PENGARUH
PROGRAM KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA (K3) DAN JAMINAN SOSIAL TERHADAP PRODUKTIVITAS
KERJA KARYAWAN
(Studi
Pada PT PJB UP Brantas Karangkates – Kab. Malang)
Nia
Malinasari
Misbahuddin
Azzuhri
Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas
Brawijaya Malang
ABSTRAK
Penerapan
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di lingkungan industri yang
berhubungan dengan instalasi dengan resiko tinggi memang diperlukan. Hal ini
dilakukan untuk menjamin keamanan para tenaga kerja sebagai penggerak utama
dalam proses produksi selama bekerja sehingga memotivasi karyawan agar bekerja
lebih produktif. Pelaksanaan program Kesehatan, Keselamatan dan Jaminan Sosial
perlu dan sangat penting, karena membantu terwujudnya pemeliharaan karyawan
yang baik, sehingga mereka menyadari arti penting dari pelaksanaan program
kesehatan, keselamatan dan Jaminan Sosial bagi dirinya maupun perusahaan.
Dengan adanya pelaksanaan program K-3 ini, karyawan akan merasa aman,
terlindungi dan terjamin keselamatannya, sehingga diharapkan dapat mencapai efisiensi
baik dari segi biaya, waktu dan tenaga serta dapat meningkatkan produktivitas
kerja Penelitian ini menggunakan metode explanatory (Penjelasan) dengan
pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data diperoleh dari menyebah kuesioner
kepada karyawan sebanyak 45 orang sebagai sampel. Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda, uji F dan uji t. Hasil
penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, Keselamatan
Kerja, Kesehatan Kerja, dan Jaminan Sosial secara simultan bersama-sama
mempunyai pengaruh signifikan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan. Kedua Keselamatan
Kerja, Kesehatan Kerja, dan Jaminan Sosial secara parsial mempunyai pengarus
signifikan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan. Ketiga, Kesehatan
Kerja .berpengaruh dominan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan.
Kata Kunci :
Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja, Jaminan Sosial, Produktivitas 2
ABSTRACT
The implementation
of work safety and health management (K3) in the industrial environment related
with high risk installation is needed. It is done to ensure the security of
employees as the main mover in the production process during their work so it
motivates them to work more productively. The implementation of work safety,
health and social security is needed and important, because it helps to embody
the good employee maintenance, so they understand the important meaning of
health, safety, and social security program for themselves or the company. With
the K3 program, employee will feel safe, protected and guaranteed their safety,
so it will reach good efficiency from cost, time, labor sides, and able to
improve work productivity. The research used explanatory method with
qualitative approach. Data collection by questionnaire to 45 employees as
sample. Data analysis by multiple regression, F ant t tests. The results showed
that. First, work safety, health, and physical security simultaneously
influence significantly to the employee work productivity. Second, work safety,
health, and social security partially influence significantly to the employee
work productivity. Third, work health, influence dominantly to employee work
productivity.
Key word : Work
Safety, Health, Social Security, Productivity
Alamat
Korespondensi:
Nia Malinasari,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Jl. MT Haryono 165 Malang,
Tlp (0341) 551611, Hp. 085755323869 3
No comments:
Post a Comment
Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan guna perbaikan selanjutnya.