TEKNOLOGI INFORMASI :
PERMASALAHAN DAN PEMANFAATANNYA
A.
PENDAHULUAN
Kita semua tentunya menyadari, bidang
informasi dan telekomunikasi mengalami revolusi khususnya untuk perangkat
audiovisual, telepon selular, dan komputer. Teknologi tersebut telah mengubah
cara hidup masyarakat dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memberikan begitu banyak kemudahan
yang memungkinkan setiap orang dapat berkomunikasi ke seluruh penjuru dunia.
Namun demikian untuk memanfaatkan
produk informasi dan komunikasi tersebut, perlu adanya kemampuan khusus bagi
setiap orang dalam memilih, mengolah dan menyerap informasi yang bermanfaat
untuk kepentingan umat manusia.
Memperhatikan teknologi maju
tersebut, pertama-tama kita perlu menyatukan pemahaman dan pengertian tentang
arti penting dari produk informasi dan komunikasi bagi kehidupan masyarakat dan
selanjutnya kita melakukan pendekatan analisis permasalahan dan pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi bagi kepentingan umat manusia.
B.
PENGERTIAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN
KOMUNIKASI
Berbagai defenisi mengenai teknologi
informasi dan komunikasi dapat kita jumpai di berbagai media baik buku, jurnal
ilmiah, maupun media on-line yang secara tidak langsung merupakan pemanfaatan
dari teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Membahas pengertian dari
teknologi informasi dan komunikasi tersebut, penulis mengambil beberapa
defenisi sebagai berikut :
1. Menurut PUSKUR
Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang
berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan
pengelolaan informasi.
2. Menurut Munir
Teknologi ini menggunakan
seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan
satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan
telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.
3. Menurut Warsita
Teknologi informasi adalah sarana
dan prasarana (hardware, software, dan useware) sistem dan metode
untuk memperoleh, mengirimkan, mengolah, menafsirkan, menyimpan,
mengorganisasikan, dan menggunakan data secara bermakna. Oleh karena itu,
teknologi informasi menyediakan begitu banyak kemudahan dalam mengelola
informasi dalam arti menyimpan, mengambil kembali, dan pemutahiran informasi.
4. Menurut Wikipedia
Teknologi informasi merupakan hasil
rekayasa manusia terhadap penyampaian informasi dari bagian pengirim ke
penerima sehingga pengirman informasi tersebut akan lebih cepat, lebih luas sebarannya,
dan lebih lama penyimpanannya.
C.
PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM
PERUBAHAN MASYARAKAT
Teknologi informasi telah menjadi
industri yang utama dan mampu memenuhi kebutuhan yang paling pokok dalam bidang
ekonomi serta sumber-sumber daya utama lainnya. Teknologi komputer telah
melahirkan satelit komunikasi yang dapat digunakan untuk kepentingan sarana
telekomunikasi dan berbagai keperluan lainnya, termasuk untuk kepentingan
siaran radio dan televisi. Disamping itu telah muncul berbagai macam sistem
penyaluran informasi dengan memanfaatkan saluran pesawat telepon dan teknologi
komputer yang menghasilkan video-text, sehingga memungkinkan pemilik
pesawat telepon dapat memperoleh ribuan informasi langsung kapan dan dimanapun
ia berada. Pengembangan serat optik (fibre optic) telah menghasilkan
sistem televisi kabel dengan jangkauan hampir tidak terbatas.
Teknologi elektronika berkembang
sangat pesat, menyebabkan dapat diproduksinya bermacam-macam peralatan
komunikasi yang relatif murah dengan ukuran kecil, yang dapat dimanfaatkan
dengan mudah oleh masyarakat umum, seperti komputer, radio,
pemutar music, TV ukuran saku, kamera video, video game dan berbagai
peralatan lainnya yang beberapa diantaranya menggabungkan berbagai fasilitas
kedalam satu peralatan multimedia berupa laptop dan handphone.
Seluruh perkembangan tersebut telah
memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam berkomunikasi dan mendapatkan serta
menyimpan informasi. Kemudahan tersebut lebih didorong lagi oleh
perkembangan teknologi informasi khususnya internet, peluncuran WWW (Word
Wide Web) pada 1990-an telah membuka babak baru dalam perkembangan internet
yang sudah ada sejak 1950-an. Kini, selain digunakan untuk mengakses berbagai
informasi, internet juga digunakan sebagai alat pembayaran, perdagangan,
pemasaran, pelayanan dan pendidikan yang digunakan untuk keperluan pribadi,
bisnis, dan pemerintahan yang merupakan aspek strategis untuk pengambilan
keputusan.
Teknologi informasi saat ini telah
mengalami perkembangan yang luar biasa, seperti portofolio elektronic, game,
dan simulasi komputer, buku digital (e-book), teknologi nirkabel (wireless),
surat elektronik (e-mail), pencarian (browsing) informasi,
konferensi jarak jauh (tele/ video conference), mobile computing,
transaksi perdagangan (e-business), transaksi perbankan (e-banking),
pelayanan publik (e-goverment) dan peningkatan kualitas pendidikan (e-learning).
Perkembangan teknologi seperti ini telah menimbulkan revolusi komunikasi yang
menyebabkan kehidupan masyarakat di berbagai negara tidak bisa terlepas dan
bahkan telah ditentukan oleh informasi dan komunikasi. Gejala inilah yang
menimbulkan kecenderungan interdependesi global bagi masyarakat antarbangsa.
Perkembangan kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi cenderung berpengaruh langsung terhadap tingkat
peradapan manusia. Terbentuknya strata masyarakat agraris, masyarakat industri,
dan masyarakat informasi adalah tidak terlepas dari pengaruh teknologi
global tersebut. Sehingga melalui teknologi tersebut kita mengenal dua bentuk
kenyataan, yaitu realitas yang diciptakan tuhan dan realitas yang diciptakan
manusia. Kedua realitas tersebut letak pemanfaatannya kembali kepada diri
manusia.
Kita telah berada dalam era
masyarakat informasi, yang ditandai oleh pesatnya perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi. Ciri-ciri perkembangan tersebut ditandai dengan: 1)
daya muat untuk mengumpulkan, menyimpan, memanipulasikan, dan menyajikan
informasi meningkat: 2) kecepatan penyajian informasi meningkat; 3)
miniaturisasi perangkat keras; 4) keragaman pilihan informasi; 5) menurunnya
biaya perolehan informasi; 6) mudahnya penggunaan produk teknologi informasi;
7) distribusi informasi yang semakin cepat dan luas; dan 8 ) pemecahan masalah
yang lebih baik dan dibuatnya prediksi masa depan lebih tepat.
Dalam konteks sosial telah terjadi
percepatan perubahan kehidupan masyarakat. Gelombang masyarakat informasi
dipengaruhi oleh proses perbedaan waktu. Perubahan yang sedemikian cepatnya
sehingga kita seolah-olah tidak mempunyai cukup waktu untuk bereaksi dan
sebagai akibatnya kita dituntut secara terus menerus berantisipasi terhadap
masa depan. Dalam masyarakat informasi, orientasi adalah ke masa depan. Kita
harus belajar dari pengalaman yang akan datang. Kalau kita mampu melakukannya,
berarti kita mampu untuk ”belajar dari masa depan”, sebagaimana kita
mempelajari pengalaman masa lalu.
Menilai tentang pertumbuhan
masyarakat informasi yang merupakan proses lebih lanjut dari masyarakat agraris
dan masyarakat industri, Jhon Naisbitt dalam buku Megatrends,
menyatakan terdapat lima hal yang perlu diperhatikan dalam perubahan masyarakat
informasi, yaitu:
1.
Masyarakat
informasi merupakan suatu realitas ekonomi.
2.
Inovasi
dibidang komunikasi dan teknologi komputer, menambah langkah perubahan dalam
penyebaran informasi dan percepatan arus informasi.
3.
Teknologi
informasi yang baru pertama kali diterapkan dalam tugas industri secara
bertahap akan melahirkan aktivitas produk industri yang baru.
4.
Setiap
individu yang mengiginkan kemampuan menulis dan membaca, mempunyai kesempatan
yang lebih baik dibandingkan pada masa sebelumnya.
5.
Keberhasilan
atau kegagalan teknologi komunikasi ditentukan oleh prinsip dan sentuhan daya
nalar yang tinggi dari masyarakat yang bersangkutan.
Saluran utama dlam era informasi ini
adalah komunikasi, dimana manusia berinteraksi dengan manusia lainnya.
Sedangkan pada periode masyarakat agraris, masalahnya adalah manusia melawan
alam. Demikian pula bagi masyarakat industri, manusia melawan proses hasil
pengolahan alam.
D. PERMASALAHAN
DAN UPAYA PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI
Pada pembahasan sebelumnya, telah
kita ketahui bersama berbagai peranan teknologi informasi dalam perubahan
masyarakat. Kerap kali kita menemui berbagai permasalahan terkait pemanfaatan
teknologi informasi yang dipergunakan secara serampangan, baik dalam penyajian
informasi, isi pesan, dan berbagai kepentingan yang tidak bertanggungjawab
lainnya.
Hal tersebut disebabkan
perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat, sehingga kita tidak
mempunyai cukup waktu untuk bereaksi terhadap perkembangan tersebut, termasuk
dalam mempersiapkan sumber daya manusia dan masyarakat yang bertanggungjawab
dan beretika teknologi informasi dan komunikasi. Sehingga untuk memanfaatkan
produk informasi, kedepannya diperlukan adanya kemampuan khusus bagi setiap
orang dalam memilih, mengolah dan menyerap informasi yang bermanfaat untuk
kepentingan masyarakat.
Penulis
mengidentifikasikan beberapa permasalahan tersebut sebagai berikut:
1.
Sumberdaya
Manusia
Telah kita ketahui bersama bahwa
konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat
adalah menyiapkan sumberdaya manusia yang memadai baik kaulitas (kapasitas
pribadi) dan kuantitasnya (menanggapi berbagai kebutuhan masyarakat, dan dunia
industri).
Sumberdaya manusia dalam konteks era
teknologi informasi dipersiapkan untuk mengantisipasi dan mengatasi dampak
negatif perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi dan komunikasi
dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga perlu dikenalkan, dipraktekkan dan
dikuasi sedini mungkin agar ia mampu menggunakan, menjaga, dan merawat produk
teknologi informasi dan komunikasi, serta mampu memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk mendukung proses pembelajaran dan kehidupannya,
termasuk apa implikasinya saat ini dan dimasa yang akan datang.
Secara khusus, PUSKUR merumuskan
tujuan khusus mempelajari teknologi informasi dan komunikasi adalah:
a. Menyadarkan siswa akan potensi
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga
siswa dapat termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari teknologi informasi
dan komunikasi sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
b. Memotivasi kemampuan siswa untuk
bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi, sehingga siswa bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan
sehari-hari secara mandiri dan lebih percaya diri.
c. Mengembangkan kompetensi siswa dalam
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung kegiatan
belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan sehari-hari.
d. Mengembangkan kemampuan belajar
berbasis teknologi informasi dan komunikasi, sehingga proses pembelajaran dapat
lebih optimal, menarik, dan mendorong siswa terampil dalam berkomunikasi,
terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
e. Mengembangkan kemampuan belajar
mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggungjawab dalam penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan
masalah sehari-hari.
Sebagai sebuah rancangan kurikulum,
hal diatas merupakan sebuah rumusan ideal yang realitasnya bergantung pada
kondisi di lapangan (sekolah, keluarga, dan masyarakat). Sehingga diperlukan
sebuah usaha bersama, termasuk pelajar sendiri untuk memahami dan senantiasa
membelajarkan diri dan masyarakat sejalan dengan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi.
Ada tujuh keterampilan dasar yang
tampaknya diperlukan untuk dapat hidup pada abad teknologi informasi dan
komunikasi disamping keterampilan tradisional seperti membaca, menulis, dan
menghitung. Ketujuh keterampilan itu adalah : 1) Berfikir dan berbuat secara
kritis; 2) Kreativitas; 3) Kolaborasi; 4) Saling pengertian lintas budaya; 5)
Komunikasi; 6) Menggunakan komputer; dan 7) Karir dan Belajar meyakini
kemampuan sendiri.
Adapun jenis-jenis program komputer
yang perlu dikuasai dapat dilihat sebagai berikut :
a.
Computers/network
computer
b.
Video
production equipment
c.
Database
software ( e.g. Microsoft Access, Informix)
d.
Internet/Word
Wide Web
e.
Project
management software (e.g. MS Project)
f.
Knowledge
management (e.g. Inference, Verity, Knowlix)
g.
Decision
support software (e.g. Cognos)
h.
Presentation
software (e.g. PowerPoin)
i.
Graphics
software (e.g. Adobe Illustrator)
j.
Data
Visualization (e.g. Visual Insights)
k.
Dekstop
Publishing (e.g. Aldus PageMaker)
l.
Word
processing software (e.g. Word, WordPerfect)
m.
Spreadsheet
software (e.g. Excel)
n.
Videoconferencing
(e.g. PictureTel)
o.
Groupware
(e.g. Lotus Notes)
p.
Remote
collaboration software (e.g. Net Meeting)
2. Etika Teknologi Informasi
Permasalahan yang kerap menjadi isu
terbesar dalam era teknologi informasi ini adalah tindak penyimpangan berupa
pencurian password, pemalsuan account, penyadapan jalur komunikasi,
sistem komputer dan informasi dibajak, perusakan situs (cracked), spamming/
junk mail, virus, program perusak (malicious code), HAKI dan copyright
disalahgunakan, pornography, pemalsuan uang, money laundring,
maupun pemalsuan identitas. Penyimpangan-penyimpangan tersebut dikenal dengan
istilah cyber crimes.
Penanggulangan cyber crimes
dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
a. Melakukan modernisasi hukum pidana
nasional beserta hukum acaranya, yang diselaraskan dengan konvensi
internasional yang terkait dengan kejahatan tersebut.
b. Meningkatkan sistem pengamanan
jaringan komputer nasional sesuai standar internasional.
c. Meningkatkan pemahaman serta
keahlian aparatur penegak hukum mengenai upaya pencegahan, investigasi, dan
penuntutan perkara-perkara yang berhubungan dengan cyber crimes.
d. Meningkatkan kesadaran warga negara
mengenai masalah cyber crimes serta pentingnya mencegah kejahatan
tersebut terjadi.
e. Meningkatkan kerjasama antar negara,
baik bilateral, regional, maupun multilateral, dlam upaya penanganan cyber
crimes, antara lain melalui perjanjian ekstradisi dan mutual assistance
treaties.
Pemahaman mengenai etika teknologi
informasi ini perlu ditanamkan sejak dini dan berkelanjutan kepada pelajar,
sebagai sebuah langkah dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang bertanggung
jawab dan beretika teknologi informasi.
3.
Data
dan Informasi yang Bertanggung Jawab
Dalam etika profesi dan keilmiahan,
dan tidak terlepas dari etika teknologi informasi diatas, kita mengetahui bahwa
penyajian data informasi hendaklah disajikan secara benar dan lengkap (baik
referensi maupun validitas data-datanya). Namun kecendrungan dari pemanfaatan
teknologi informasi khususnya internet, banyak ditemukan berbagai tulisan yang
cenderung ”di copy-paste”, sehingga dikarenakan seringnya data tersebut
diambil dan dipindahkan-pindahkan, muatannya banyak yang berubah-ubah.
Menanggapi hal tersebut, dimulai
dari civitas akademika (dosen, guru, dan mahasiswa) hendaknya memulai usaha
perbaikan ini dengan cara memberikan himbauan dalam berbagai tulisannya, dan
melampirkan berbagai data yang benar serta lengkap, dimana usaha ini dimulai
dari diri kita sendiri.
4. Remaja dan Perkembangan Teknologi
Informasi
Beberapa, atau sebagian besar, atau
bahkan semua muatan remaja di media massa akhirnya akan menemukan jalan ke
dunia online ynang dinikmati oleh para remaja.
Pernyataan tersebut dapat kita temui
dengan mudah di era teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini, dikarenakan
sasaran dari berbagai media tersebut adalah kalangan remaja. Dampaknya adalah
sebagaian besar aktivitas remaja diluar kegiatan sekolah adalah menonton TV
(dengan berbagai tayangan yang jauh dari nilai-nilai edukatif), menggunakan
internet (tren Face Book, friendsters, game online, mengunduh
video, music, dsb), mendengar musik MP3/MP4, mendengar radio, membaca majalah
remaja, dan membaca komik. Terlebih kesemua layanan tersebut telah menjadi
beberapa fitur menarik yang tersedia lewat handphone.
Bahkan yang lebih berbahaya lagi
para remaja cenderung meniru berbagai trend atau budaya asing, berkenalan dan
berkorespondensi dengan orang asing yang berbahaya, hingga masalah perekaman,
penyebaran, dan akses video-video porno yang dilakukan oleh remaja kita, di
Indonesia ini.
Berikut profil pornografi remaja
yang dihimpun oleh gerakan JBDK:
a. 500+ video porno dengan 100% berisi
content lokal
b. 90%nya dibuat pelajar/ mahasiswa,
dengan kecenderungan pelaku semakin muda.
c. Merata sampai kepelosok, dengan
modus ”eksperimental youth”.
d. Pemborosan. Contoh: 19,6 juta video
mesum ME-YZ didownload dari youtube.com/ bulan di tahun 2006.
jika biaya download minimal Rp. 1000,- = 19,6 milyar.
Beberapa hal diatas merupakan krisis
remaja yang perlu kita bendung, dan perlahan diminimalisir melalui sebuah usaha
bersama, baik pemerintah, sekolah, masyarakat, pemuka agama, dan orangtua.
Pemerintah sebagai kekuatan terbesar dalam konteks penyelenggaraan kehidupan
bernegara dapat melakukan langkah antisipasi berupa memprioritaskan konten yang
ramah anak, pendidikan, pembelajaran, life skills, dll serta tidak memberi
tempat bagi industri pornografi.
Langkah antisipasi selanjutnya bagi
keluarga dengan tidak meniru berbagai aksi pornografi di rumah, memberikan
pengetahuan dan pemahaman sex sejak dini oleh bagi orangtua, komitmen/ tanggung
jawab terhadap fasilitas teknologi informasi, seperti handphone, komputer,
dll.
Antisipasi lainnya dapat dilakukan
disekitar lingkungan (masyarakat, sekolah, dan warnet) dengan mengontrol warnet
sehat, yang komitmen pada kebijakan penggunaan media teknologi informasi. Dapat
juga dengan meningkatkan berbagai ceramah/ tausyiah mengenai pandangan
agama, gerakan nasional, penyuluhan tentang sex, dan narkoba oleh
lembaga-lembaga terkait, seperti BKKBN dan LSM-LSM.
Hal terpenting dalam upaya
membendung permasalahan diatas adalah kepada setiap pribadi agar menyadari
berbagai kegiatan produktif lainnya yang dapat dilakukan melalui media
teknologi informasi, tidak membuat berbagai rekaman yang mengandung unsur
pornografi dan pornoaksi, tidak menyebarkan, dan hapus jika ditemukan.
5. Pendidikan Tertinggal atau
Pendidikan Terpanggil?
Permasalahan lainnya dalam era
teknologi informasi adalah penerapannya dibidang pendidikan yang belum optimal,
sehingga lebih cenderung terkesan tertinggal dari perkembangan teknologi
informasi itu sendiri. Dalam bidang pendidikan teknologi informasi menggunakan
istilah teknologi informasi dan komunikasi (TIK), mengacu pada defenisi yang
dikeluarkan PUSKUR, sebagai berikut :
Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi.
Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses,
penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi
Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu
untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.
Karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan
yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan
yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan
transfer/pemindahan informasi antar media.
Permasalahan yang kerap ditemukan
dari pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan
adalah sebagai berikut:
a. Komitmen dalam pendayagunaan
internet dalam pembelajaran, berupa keharusan menyediakan dana anggaran
penyediaan peralatan teknologi informasi pendukungnya.
b. Biaya perawatan dan operasional
c. Sumber daya yang memadai dalam
pengeloaannya, baik teknisi maupun operatornya.
d. Memberikan penyadaran (awareness)
baik terhadap guru maupun siswa akan pentingnya teknologi informasi dan komunikasi
dalam pembelajaran.
Sehingga pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi dalam pendidikan memungkinkan peserta didik belajar
secara mandiri melalui media yang senantiasa berkembang, serta dapat dilakukan
melalui sebuah proses pembelajaran di kelas, maupun masyarakat belajar (learning
society)yang dapat dilakukan sepanjang hayat (long life education).
Dengan demikian, hal yang paling
mendasar dalam penerapan internet di sekolah adalah tekad, kesiapan, da
kesungguhan institusi yang diwujudkan dengan suatu kebijakan yang menyeluruh,
meliputi kebijakan berubahnya strategi pembelajaran, kebijakan mengenai
manajemen dan prosedur, kebijakan mengakses internet dan lain-lain. Karena
kesemua itu merupakan kunci utama keberhasilan pendayagunaan untuk pembelajaran
di lingkungan sekolah.
Selain itu pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan sebagai media belajar jarak jauh
(BJJ) melalui siaran radio, televisi, dan internet berupa layanan tele/video
conference yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran, pendidikan
dan pelatihan di lingkungan tenaga kependidikan yang berada di daerah terpencil
maupun daerah kepulauan. Tentunya dengan memperhatikan berbagai pertimbangan
dan perbandingan kegiatan konvensional yang dilakukan selama ini.
6.
Media
Informasi atau Media Tranparansi dan Pelayanan Publik?
Isu terakhir yang penulis angkatkan
adalah kecendrungan pemanfaatan teknologi informasi di lingkungan pemerintahan
(e-goverment) melalui berbagai situs pemerintah daerah yang cenderung hanya
berfokus pada promosi berbagai potensi daerah guna menarik berbagai investor,
dengan melupakan berbagai upaya transparansi dan pelayanan online bagi
masyarakat.
Disamping itu, konten dari situs
tersebut sangat jarang sekali untuk di update mengenai info dan kegiatan
terbaru. Hal ini dapat disebabkan pengelolaan yang kurang optimal, serta belum
terintegrasinya berbagai situs lembaga yang ada di daerah tersebut kedalam
situs utama (pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/ kota). Sehingga
informasi dapat tertata dan lebih menyeluruh mengenai perkembangan yang ada
dalam pengelolaan pemerintahan di daerah tersebut.
E. KESIMPULAN
DAN SARAN
Melalui bebarapa pandangan diatas,
penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Pemanfaatan teknologi informasi
hendaklah dibarengi dengan kemampuan sumber daya manusia yang memadai, sehingga
dapat terus mengikuti perkembangan teknologi informasi. Hal ini dibarengi
dengan kriteria penyebaran gagasan yang menyangkut pemikiran inovatif dalam
memperkenalkan penemuan teknologi baru, sebagaimana diungkapkan Everett M.
Rogers melalui bukunya Diffusion of Innovation, sebagai berikut:
a.
Tahap
menyadarkan (awareness stage)
b.
Tahap
menyampaikan informasi (information stage)
c.
Tahap
mencoba menerapkan gagasan (trial stage)
d.
Tahap
menentukan sikap menerima atau menolak (adaption stage).
2. Fokus utama pemanfaatan teknologi
informasi hendaklah difokuskan kepada faktor manusianya. Seorang antropolog
terkemuka Ashley Montagu dalam buku ”Communication Evolution and
Education”, dengan tegas menyatakan “the most important agency through
which the child learns to be human is communication, verbal also non verbal”.
Dengan demikian komunikasi erat kaitannya dengan perilaku dan pengalaman
kesadaran manusia yang menimbulkan respons melalui lambang-lambang verbal
maupun non verbal. Oleh karena itu perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi tidaklah semata-mata pada nilai fisik sesuatu proyek saja, tetapi
yang lebih penting lagi adalah faktor manusianya.
3. Peran serta pemerintah, praktisi, dan
masyarakat dalam mengontrol, memberi masukan, dan mengevaluasi pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi merupakan kunci utama keberhasilan
masyarakat era teknologi informasi.
4. Berbagai kecenderungan pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi yang kita temui dewasa ini, merupakan sebuah
aktivitas dari keinginan pribadi dan kelompok yang memanfaatkannya untuk sebuah
kemajuan dan sarana membantu aktivitas manusia sehari-hari. Namun adakalanya
dipergunakan sebagai sarana kepentingan pribadi maupun kelompok dengan dalih
mengatasnamakan sebuah kreativitas yang menjurus kepada kejahatan logic bomb
atau unsmoking gun, yakni senjata maut yang tidak berasap dan tidak
memberikan tanda bahaya terlebih dahulu.
Adapun saran penulis kepada para
pengguna jasa teknologi informasi dan komunikasi, agar dapat memperhatikan
empat pokok aktivitas para ahli komunikasi yang disebutkan Harold Lasswell berbicara
tentang ”the structure and function of communication insociety” dalam
bukunya The Communication of Ideas, sebagai berikut :
1.
Pengawasan
lingkungan (surveillance)
Pengawasan menunjukkan pengumpulan
dan distribusi informasi mengenai kejadian-kejadian yang berlangsung di
lingkungan sekitarnya, baik di luar, maupun di dalam suatu masyarakat tertentu.
2. Korelasi antar bagian masyarakat
dalam menanggapi lingkungan (correlation).
Korelasi di sini meliputi
interpretasi informasi mengenai lingkungan dan pemakaiannya untuk berprilaku
dalam reaksinya terhadap peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang
berlangsung.
3. Transmisi warisan sosial dari suatu
generasi ke genarasi berikutnya (cultural transmission).
Transmisi warisan sosial (sosial
heritage) berfokus pada komunikasi pengetahuan nilai-nilai dan norma-norma
sosial dari satu generasi ke generasi lain atau dari anggota-anggota suatu
kelompok kepada pandatang baru. Pada umumnya aktivitas ini diidentifikasikan
sebagai aktivitas pendidikan.
4. Hiburan (entertainment).
Penekanan hiburan di sini
menunjukkan pada tindakan-tindakan komunikatif yang terutama dimaksudkan untuk
menghibur, dengan tidak melupakan jenis sarana komunikasi yang dipilihnya.
F. REFERENSI
Farouk,
Peri Umar. (2007). Trend dan Antisipasi Fenomena Bugil Depan Kamera.
Jakarta: slide presentasi Gerakan JBDK.
Horton.
(2000). Designing Web-Based Training. Wiley.
Miarso,
Yusufhadi. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada
Media.
Munir.
(2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
PUSKUR
BALITBANG DEPDIKNAS. (2003). Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi SMP & MTs. Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang
Depdiknas.
The Gallup
Youth Survey. (2007). Isu dan Tren Utama Remaja dan Media. Bandung:
Penerbit Pakar Raya.
Warsita,Bambang.
(2008). Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta.
Kumpulan
Kuliah Umum – Pidato Ilmiah dan Ceramah Menteri Penerangan RI H. Harmoko,
Globalisasi Komunikasi dan Kemajuan Teknologi Informasi.
0 comments:
Post a Comment
Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan guna perbaikan selanjutnya.